Ditengah kemajuan zaman, banyak cara untuk sekedar menikmati waktu, selain game dan berselancar di internet, ada juga permainan fidget toy yang sedang maraknya di kalangan remaja. Ternyata kenyataan tersebut tidak menyurutkan kerinduan sejumlah warga Penyengat terhadap permainan purba.
Lapangan di kawasan Kampung Datuk Pulau Penyegat itu tampak riuh dengan derai tawa, sesekali tepuk tangan juga menggaung ditengah waktu genting menahan haus dan lapar.
Bukan futsal atau pertandingan bola yang terjadi disana, melainkan lapangan tersebut sudah disulap menjadi panggung pertandingan gasing.
Salah satu remaja Pulau mas kawin Engku Putri tersebut menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sedang musim di kawasannya, “disini (Penyengat, red) kami lagi demam gasing bang, seru, abang pandai main tak?” ujarnya sambil menawarkan sebongkah kayu yang sudah didesain secara presisi dengan seimbang.
Dilihat sepintas, cara memainkan gasing khas melayu ini sangat mudah, tali anyam berbahan kain atau sabut sepanjang 1,5 meter itu digulung padat lalu secepat kilat dilontarkan ke hamparan lapangan, gasing berdesing lalu diam berputar laju di tempat, “kalau itu namanya gasing adu lama, yang palingcepat berhenti dia kalah,” jelas pelajar SMA tersebut.
Untuk kelas dewasa dan mahir, permainan yang paling ditunggu adalah gasing adu, bahkan ada yang hanya membawa pulang kepingan gasing yang sudah pecah, memangkah gasing adalah sebutan untuk pertarungan adu kuat.
Selain memerhatikan bahan dasar pembuatan, sebab kekokohan kayu juga menjadi poin penting untuk menang, ternyata juga kekuatan tangan ketika mengayunkan gulungan tali gasing andalannya, “ini agak bahaya bang, salah pangkah (mengadu, red) bise mantul kena kepala, nanti benjol, hahaha,” terang gilang disambut derai tawa sekelompok pemuda lainnya.
Tampak tawa yang pecah di lapangan tersebut adalah tujuan dari permainan gasing yang sedang demam di Penyengat, karena baik yang kalah atau yang menang tidak mendapatkan hadiah maupun hukuman, sekompok pemuda Pulau bertuah tersebut hanya sekedar mengulur waktu sambil menunggu masuknya waktu berbuka. (Jm)