Cahari Olehmu Akan Kawan

Abdul Malik

SELAIN keluarga, siapakah lagi pendamping yang sangat mustahak dalam kehidupan? Siapa lagi kalau bukan kawan. Dalam bahasa kita, kawan dan lawan hanya berbeda huruf awal (k dan l) secara tertulis dan berlainan bunyi awal sahaja, yakni konsonan /k/ dan /l/ secara lisan. Walaupun begitu, dampak perbedaannya sangat signifikan sehingga tak boleh diabaikan.

Yang pertama (kawan) dapat membuat hidup kita menawan. Yang kedua pula (lawan) dapat menjadikan kita sebagai tawanan sehingga menimbulkan derita bukan buatan. Ternyata, perubahan /k/ menjadi /l/ dapat membuat manusia menjadi syaitan.

            Berdasarkan kenyataan itu, tak heranlah Gurindam Dua Belas, Pasal yang Keenam, bait 4 (Raja Ali Haji, 1847), berasa perlu memberikan sumbangan dalam perkara yang mustahak bagi kehidupan manusia ini. Berikut ini sumbangan yang dimaksudkan itu.

Cahari olehmu akan kawan

Pilih segala orang yang setiawan

Kawan seyogianya orang yang setiawan. Dia adalah orang yang memiliki sifat setia, yang dalam situasi apa pun tak pernah sanggup menjadi lawan. Kecuali, ketika telah terjadi perlawanan terhadap hukum Tuhan. Orang yang setiawan dalam berkawan akan bersikap dan berperilaku setia kawan.

Dia memiliki perasaan bersatu dengan kawannya. Dia mempunyai pandangan hidup yang sama. Dia pun tak rela kawannya tersesat ke arah yang berlawanan dalam perjalanan hidupnya di dunia yang fana. Hebatnya lagi, kawan yang setiawan boleh membawa temannya ke jalan yang lempang menuju surga di alam baka dengan izin Allah Azza wa Jalla.

Orang yang setiawan dalam berkawan akan menunjukkan sifat yang budiman. Dia senantiasa menunjukkan kebaikan budinya dalam berteman. Manusia yang sanggup memilih kawan yang setiawan dan orang yang mampu menjadi setiawan dalam berkawan dapat diperhitungkan sebagai orang yang dapat dibilangkan nama, berjati diri unggul, dan atau berkarakter terpuji.

            Ternyata, amanat di dalam bait Gurindam Dua Belas di atas juga memiliki rujukannya di dalam ajaran Islam. Di antara pedomannya adalah hadits Rasulullah SAW berikut ini.

Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang buruk ialah seperti pembawa minyak kasturi dan peniup cerobong api. Pembawa minyak kasturi ada kalanya memberimu dan ada kalanya engkau membeli darinya atau engkau akan mendapatkan aroma harum daripadanya. Sebaliknya, pembawa cerobong api ada kalanya membakar pakaianmu dan ada kalanya engkau akan mendapatkan bau busuk (daripadanya),” (H.R. Bukhari).

            Sangat berbeda kawan dan lawan. Kawan yang setiawan dapat dipastikan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, lawan senantiasa berupaya mendatangkan kecelakaan, kenestapaan, dan keburukan. Oleh sebab itu, setiap manusia dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk pandai-pandailah mencari dan atau memilih kawan.

            Bahkan, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih kepada makhluk-Nya, memberi petunjuk yang jelas kepada manusia dalam memilih teman. Di antara firman-Nya tentang perkara yang mustahak itu sebagai berikut ini.

وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ

Artinya:

“Dan, teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tak henti-hentinya menyesatkan,” (Q.S. Al-A’raaf: 202).

Sudah terang lagi bersuluh. Sangat jelas pedoman yang diberikan oleh Allah SWT tentang karakter manusia yang terlarang untuk dijadikan kawan. Mereka adalah orang-orang yang berteman dengan syaitan.

Dalam hal ini, mereka akan senantiasa berupaya menyesatkan orang lain seperti halnya karakter sahabatnya, yakni syaitan. Mereka berpura-pura menjadikan kita kawan, padahal di sebalik itu ada siasat buruk agar kita menjadi umpan yang empuk bagi teman sejatinya, lagi-lagi syaitan.

Berdasarkan kenyataan itu, sebaik-baiknya manusia yang boleh dijadikan kawan adalah mereka yang senantiasa mengikuti ajaran Tuhan. Bagi manusia berkarakter tangguh yang disebutkan terakhir itu, hantu, jembalang, syaitan, atau apa pun namanya makhluk yang sejenis itu akan mereka lawan sampai ke tetesan darah yang penghabisan. Pasalnya, mereka yakin seyakin-yakinnya akan pertolongan sekaligus perlindungan Tuhan Yang Maha Rahman.

Jika dihubungkan dengan bait Gurindam Dua Belas yang dibicarakan di atas, orang setiawanlah yang boleh dijadikan kawan yang sesungguhnya. Pasalnya, dia sanggup membawakan minyak kasturi bagi kita. “Kawan” di luar itu pasti akan meniupkan cerobong api sehingga kita akan menderita. Tak sekadar di dunia, tetapi sampai ke akhirat pun kita akan menerima padahnya.

Rombongan syaitan, sama ada yang nyata ataupun yang gaib, memang selalu berusaha sekuat kuasa untuk mengajak, bahkan memaksa, manusia untuk menjadi umpan api neraka. Oleh sebab itu, sebaik-baiknya sikap adalah senantiasa waspada. Bersamaan dengan itu, berserah diri secara penuh seluruh kepada kuasa Allah Ta’ala.***

Tanjungpinang, Kamis, 3 Agustus 2023

Hak Cipta Terpelihara. Silakan Bagikan melalui tautan artikel

Scroll to Top